Monday, April 4, 2016

Hukum Peringatan Malam Nisfi Sya'ban

0

Segala puji hanyalah milik Allah yang telah menyempurnakan agama-Nya bagi kita, dan mencukupkan nikmat-Nya kepada kita, semoga shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad saw, pengajak ke pintu dan pembawa rahmat. Amma ba'du

Sesungguhnya Allah telah berfirman :
"Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-ku dan kuridloi Islam sebagai agama bagimu" (Q.S.5:3)

Dari A'isya ra dari Nabi Muhammad saw bahwasannya beliau bersabda :
 "Barang siapa mengada-adakan sesuatu perbuatan (dalam agama) setelahku, yang sebelumnya tidak pernah ada, maka tidak akan diterima"

Dan dalam riwayat Muslim : "Barang siapa mengerjakan suatu perbuatan yang belum pernah kami perintahkan, maka ia tertolak"

Dari Jabir ra berkata: Bahwasannya Rosululloh saw pernah bersabda dalam khutbah jum'at: amma ba'du, Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah (Al-qur'an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw dan sejahat-jahat perbuatan (dalam agama) ialah yang diada-adakan dan setiap bid'ah yang diada-adakan itu adalah sesat (H.R.Muslim)

     Nabi Muhammad menjelaskan segala sesuatu yang akan diada-adakan oleh sekelompok manusia sepeninggalnya dan dinisbahkan kepada ajaran Islam baik berupa ucapan maupun perbuatan, semuanya itu bid'ah yang tertolak, meskipun niatnya baik. Para sahabat dan ulama mengetahui hal ini, maka mereka memperingatkan kita dari bid'ah.

     Diantara bid'ah yang biasa dilakukan oleh banyak orang ialah bid'ah mengada-adakan upacara peringatan malam Nisfi Sya'ban dan mengkhususkan pada hari tersebut dengan puasa tertentu. Padahal tidak ada satupun dalil yang mengkhususkan pada hari tersebut dengan puasa tertentu. Juga tidak satupun dalil yang dapat dijadikan sandaran, ada hadits-hadits tentang fadhilah malam tersebut, tetapi hadits-hadits tersebut dho'if, sehingga tidak dapat dijadikan landasan. Adapun hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan sholat pada hari itu adalah maudhu'.

     Pendapat para ahli Syam diantaranya Al-Hafizh Ibnu Rajab dalam bukunya "Lathoiful Ma'arif" mengatakan bahwa perayaan malam Nisfi Sya'ban adalah bid'ah dan hadits-hadits yang menerangkan keutamaannya lemah. Hadits-hadits lemah bisa diamalkan dalam ibadah jika asalnya didukung oleh hadits-hadits shahih. Sedangkan upacara malam perayaan malam Nisfi Sya'ban tidak ada dasar hadits yang shahih, sehingga tidak bisa didukung dengan dalil hadits-hadits dhoi'f

Para ulama telah bersepakat bahwa merupakan suatu keharusan untuk mengembalikan segala apa yang diperselisihkan manusia kepada Kitab Allah (Al-Qur'an) dan Sunnah Rosul (Al-Hadits), apa saja yang telah digariskan hukumnya oleh keduanya atau salah satu daripadanya, maka wajib diikuti dan apa saja yang dipertentangkan dengan keduanya maka harus ditinggalkan, serta segala sesuatu amalan ibadat yang belum pernah disebutkan (dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah) adalah bid'ah tidak boleh dikerjakan, apalagi mengajak untuk mengerjakan dan menganggapnya baik.
Allah berfirman dalam surat An-Nisaa :
" Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rosul-Nya dan Ulil Amri (pemimpin-pemimpin) diantara kamu, maka jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran) dan Rosul (Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (Q.S.4:59)

Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa peringatan malam Nisfi Sya'ban adalah bid'ah dan mungkar tidak ada dasar sandarannya dalam syari'at islam bahkan hanya pengada-adaan saja dalam islam setelah masa hidupnya para sahabat r.a.

#Moga bermanfaat, silahkan share dan follow terimakasih

0 comments:

Post a Comment